Jumat, 02 November 2012
Belajar Praktek : merangkai bel listrik
Siswa kelas IX MTsN Lubuk Pakam TA. 2012-2013 sedang merangkai bel listrik sederhana pada mata pelajaran Fisika yang di pandu oleh Bu Lelis Sriwati, S.Pd sebagai guru Fisikanya...
Semoga Ilmu yg diperoleh berguna bagi semuanya. Amin
Alat dan bahan :
1. Bel
2. Kabel
3. Saklar
4. bohlamp
5. kota bel
6. gunting
7. solder
8. piting lampu
9. timah solder
Kamis, 01 November 2012
Belajar menulis : Cara mengetahui zat-zat yang terkandung dalam makanan
Praktek Biologi : Cara mengetahui zat-zat yang terkandung dalam
makanan
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada
manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
Indikator : Dapat mengetahui zat-zat
yang terkandung dalam makanan.
Materi : Sistem Pencernaan
Manusia
Cara
Kerja :
1. Makanan yang kita
makan setiap hari haruslah banyak mengandung zat makanan, karena di butuhkan
oleh tubuh untuk sumber energi, pembangunan sel-sel yang rusak dll.
2. Untuk mengetahui nahan makanan apa saja yang termasuk pada zat-zat
seperti protein, karbohidrat, lemak dan uji gula, maka siswa dalam prakteknya
membawa macam-macam bahan makanan seperti sampel nasi, pisang, ubi, ikan, mentega,
tempe, roti, kacang tanah, dll. Masing-masing bahan makanan tersebut di
haluskan dan di beri tetesan larutan iodium,
benedict dan biueret. Maka siswa dapat mengetahui kandungan zat makanan
pada masing-masing bahan makanan tersebut.
Senin, 29 Oktober 2012
PERATURAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 178 TAHUN 2007 TANGGAL 22 MARET 2007
PERATURAN KEPALA
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI SUMATERA
UTARA NOMOR 178 TAHUN 2007
TANGGAL 22 MARET 2007
STANDAR KOMPENTENSI
KELULUSAN (SKL)
UNTUK TSANAWIYAH DI
LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA UTARA
1.
Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
remaja.
2.
Memahami kekurangan dan kelebihan diri-sendiri.
3.
Menunjukkan sikap percaya diri.
4.
Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
luas.
5.
Menghargai keberagaman agama,budaya,suku,ras,dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup nasional.
6.
Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber
lain secara logis,kritis,dan kreatif.
7.
Menunjukkan kemampuan berpikir logis,kritis,kreatif,dan inovatif.
8.
Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
9.
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
10.Mendeskripsi gejala alam dan sosial.
11.Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
12.Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
13.Menghargai karya seni dan budaya nasional.
14.Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan
untuk berkarya.
15.Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman,dan
memanfaatkan waktu luang.
16.Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
santun.
17.Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan masyarakat.
18.Menghargai adanya perbedaan pendapat.
19.Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah
pendek sederhana
20.Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana.
21.Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti
pendidikan menengah.
22.Meyakini, memahami, menjalankan ajaran agama Islam
dalam kehidupan sehari-hari serta menjadikan ajaran agama sebagai landasan
prilaku dalam kehidupan sehari-hari.
23.Mampu membaca Qur’an secara tartil dengan tajwid.
24.Mampu menghafal Qur’an Juz Amma (Juz 30).
25.Mampu memimpin doa-doa khusus.
26.Membiasakan mengucapkan kalimah toyyibah dalam
kehidupan sehari-hari.
27.Mampu azan dan iqomah.
28.Melaksanakan sholat berjamaah dan mampu menjadi iman
sholat wajib.
29.Mampu melaksanakan dan menjadi imam sholat jenazah.
30.Mampu berpidato singkat serta dapat menjadi pembawa
acara pada peringatan hari besar Islam dan peringatan-peringatan lainnya.
31.Khatam Quran minimal satu kali selama menjadi siswa
Madrasah Tsanawiyah.
32.Mampu menghafal sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) buah
hadis Rasulullah.
33.Berbusana muslim/muslimah di rumah tangga,madrasah dan
masyarakat.
34.Menghargai perbedaan pendapat dalam menjalankan ajaran
agama.
35.Menunjukkan keterampilan menyimak,berbicara,membaca,dan menulis dalam
bahasa Arab sederhana
Makna Isi Lambang Ikhlas Beramal
MAKNA ISI
LAMBANG
1.
Bintang
bersudut lima yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila,
bermakna bahwa karyawan Kementerian
Agama selalu menaati dan menjunjung tinggi norma-norma agama dalam
melaksanakan tugas Pemerintahan dalam
Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2.
17
kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam Kitab Suci dan 45 butir padi bermakna
Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
menunjukkan kebulatan tekad para Karyawan Kementerian Agama untuk membela
Kemerdekaan Negara Kesatuan republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal
17 Agustus 1945.
3.
Butiran
Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermakna bahwa Karyawan Kementerian
Agama mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur
dan merata.
4. Kitab Suci
bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasi antara kebahagiaan
duniawi dan ukhrawi, materil dan spirituil dengan ridha Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa.
5.
Alas
Kitab Suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus ditempatkan pada proporsi
yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis dari Kitab Suci.
6. Kalimat
“Ikhlas Beramal” bermakna bahwa Karyawan Kementerian Agama dalam mengabdi
kepada masyarakat dan Negara berlandaskan niat beribadah dengan tulus dan ikhlas.
7.
Perisai
yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan hidup antar umat
beragama RI yang berdasarkan Pancasila dilindungi sepenuhnya sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
- Kelengkapan
makna lambang Kementerian Agama
melukiskan motto : Dengan Iman yang teguh dan hati yang suci serta
menghayati dan mengamalkan Pancasila yang merupakan tuntutan dan pegangan
hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, karyawan Kementerian Agama bertekad bahwa
mengabdi kepada Negara adalah ibadah.
Kamis, 25 Oktober 2012
PEMBINAAN KEPRIBADIAN GURU DAN PEGAWAI MTSN LUBUK PAKAM
KABID. MAPENDA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROP. SUMUT
MEMBUKA PROGRAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN
GURU DAN PEGAWAI MTSN LUBUK PAKAM
Selasa, 9 Oktober 2012 di Aula MTSN Lubuk Pakam
Dalam rangka menyukseskan program pendidikan
berkarakter di sekolah dan madrasah, MTSN Lubuk Pakam melaksanakan program
pembinaan kepribadian guru dan pegawai madrasah sejumlah 44 orang bekerja sama
dengan Lembaga Psikologi Marsa Puntadewa. Program ini dibuka secara resmi oleh
Kabid. Mapenda Kanwil Kementerian Agama Propinsi Sumatera Utara Bapak Drs. H.
Yulizar, M.Ag. didampingi Kasi. Mapenda. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Deli
Serdang Bapak H. Torang Rambe, M.A. dan Ibu Marlinda selaku Ketua Tim Psikolog
Marsa Puntadewa beserta tim pada selasa 9 Oktober 2012 di Aula MTSN Lubuk Pakam
Jl. Karya Agung Kompleks Perkantoran Pemkab Deli Serdang Lubuk Pakam.
Pada pidato Pembukaan Bapak Yulizar mengatakan
bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki seorang guru agar dapat
dikatakan profesional sebagaimana dijelaskan beliau: “Yang pertama adalah
kompetensi kepribadian yang harus mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa,
berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi siswa. Yang kedua adalah kompetensi
paedagogik, yaitu mampu memahami kesiapan belajar siswa, merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi hasil belajar, dan memaksimalkan
pengembangan potensi siswa. Yang ketiga adalah kompetensi profesional, yaitu
menguasai materi pelajaran secara luas dan dalam sesuai kurikulum, menguasai
substansi keilmuan beserta struktur dan metodologinya. Sedangkan yang keempat
adalah kompetensi sosial dimana seorang guru harus mampu berkomunikasi dan
bergaul efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali
siswa, bahkan dengan masyarakat sekitar. Program pembinaan kepribadian ini
sangat relevan dalam meningkatkan keempat kompetensi tersebut”.
Kepala MTSN Lubuk Pakam Ibu Dra. Mismah
menerangkan bahwa program ini adalah upaya untuk meningkatkan kinerja para guru
dan pegawai di lingkungan MTSN Lubuk Pakam dalam rangka menindak-lanjuti
evaluasi kecerdasan siswa. “Dengan mengikuti program pembinaan kepribadian ini,
para guru akan lebih cerdas dalam keilmuan, menerima keadaan diri secara
objektif, mengerti kondisi psikologis
rekan-rekan anak didiknya, serta mampu berkomunikasi yang lebih baik.” “Melalui
program ini diharapkan guru-guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam mendidik
siswa untuk memiliki karakter keilmuan yang cerdas, karakter keislaman yang
mantap, dan karakter kepribadian yang menawan sebagaimana yang diprogramkan
Pemerintah sekarang ini. Program ini tentunya akan meningkatkan kualitas
kepribadian dan etos kerja guru dan pegawai MTSN Lubuk Pakam dalam menjalankan
tugas sehari-hari” tambah Beliau.
Menurut Ketua Tim Psikolog Marsa Puntadewa, Ibu
Marlinda, Program ini akan dilaksanakan dalam tiga tahapan dalam waktu beberapa
bulan. “Tahap pertama para peserta akan mengikuti tes psikologi (tertulis) yang
memakan waktu sekitar tujuh jam. Tahap kedua adalah wawancara dan konsultasi
kepribadian sebagai feed back hasil tes sebelumnya, dilakukan secara
bergiliran dengan tetap menjaga privasi masing-masing peserta. Tahap terakhir
adalah training kepribadian untuk memantapkan mental dan kepribadian peserta”
tandas Beliau.
Menurut pengakuan salah seorang peserta bernama
Bapak Mawardi, S.Pd. yang merupakan guru senior di MTSN Lubuk Pakam:” Saya rasa
program ini sangat penting. Walaupun saya akan pensiun tahun depan, saya merasa
perlu meningkatkan kualitas diri saya agar lebih baik dalam melaksanakan tugas
dan lebih diterima dalam pergaulan baik di lingkungan tempat kerja maupun di
masyarakat.” Ibu Nila, S.Pd. yang juga sebagai peserta berkomentar: “Kami
mengikuti program ini secara sukarela dan dengan biaya yang kami tanggung
masing-masing. Alhamdulillah pimpinan kami mengerti keadaan, kami pun disubsidi
sampai sepertiganya.” Peserta lain bernama Ibu Siti Sarah Aini, S.Ag.
mengungkapkan: “Ini adalah program yang sangat tepat untuk merapikan dan
meningkatkan kualitas pribadi kami agar lebih maksimal mendidik siswa berkarakter
dan mampu menjalin hubungan yang harmonis kepada siapa saja. Semoga program ini
mendatangkan manfaat yang lebih besar kepada kita semua dan generasi penerus
bangsa ke depan menjadi lebih berkualitas. Amin.”
By : Edi Sundowo, MA ( Waka Humas
MTsN Lubuk Pakam )
Ahmad Fauzi, S.Pd.i (Ka. Lab TIK & Fhotografer
)
Dengan Sucipir MTSN LUBUK PAKAM “BANTU IBU MENCUCI PIRING”
Praktek pembuatan sabun cuci di sekolah atau
madrasah bukanlah hal baru, hampir semua sekolah pernah mendemonstrasikannya
dalam rangka pembelajaran IPA. Sayangnya setelah praktek pembuatan sabun tersebut
acap kali para siswa tidak didukung untuk menjadikan hasil pembelajaran
tersebut sebagai upaya solusi pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kenyataan ini mengundang
pemikiran para guru IPA di MTSN Lubuk Pakam untuk mengkombinasikan kegiatan
pembelajaran sekolah dengan upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari di
rumah tangga dengan pembuatan sabun cuci secara berkelanjutan yang hasilnya
dibawa pulang dan dipakai rutin di rumah masing-masing, bahkan hasilnya juga
dijual kepada sesama siswa yang sebagian keuntungannya disumbangkan untuk
menambah koleksi alat-alat laboratorium IPA.
Seperti lirik lagu: “Bantu ibu mencuci piring,
menjaga adik, sapu halaman...”, muncullah program kegiatan terbaru dan unik di
MTSN Lubuk Pakam bernama : “Dengan Sucipir MTSN Lubuk Pakam Bantu Ibu Mencuci Piring”. Sucipir
adalah singkatan dari “sabun cuci piring” yang merupakan ide kreatif para guru
IPA dalam pemberian nama program ini. Hebatnya lagi, kegiatan ini telah
berlangsung sejak 5 tahun silam dengan hasil rata-rata sedikitnya 45 liter
perkelas setiap praktek per tahun. Khusus pada tahun 2012 ini para siswa di
laboratorium IPA telah menghasilkan 360
liter sucipir yang dikemas ke dalam 720 botol air minum
kemasan bekas dan sebagiannya sudah dipasarkan di kalangan warga MTSN Lubuk
Pakam. Dengan perbandingan Biaya pembuatan sekitar Rp 2.500,- untuk tiap liter
dengan harga produk bermerek di pasaran sekitar Rp 8.000,- per liter, program sucipir MTSN telah menghemat biaya belanja keluarga sebesar Rp 5.000,- setiap
liter.
Kegiatan ini diawali dengan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) IPA yang terdiri dari Ibu Lelis Sriwati S.Pd. sebagai guru
Fisika dan Ketua MGMP IPA, Ibu Terkelin Sembiring, S.Pd. sebagai guru Biologi,
Ibu Ratna Fadhilah, S.Pd. sebagai guru Biologi, Ibu Santi Ariana, S.Pd. sebagai
guru Fisika dan IPS sekaligus Kepala Lab. IPA, dan Ibu Sabariah, S.Pd. sebagai
guru Fisika dan sekaligus guru Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). mereka menganalisis
kurikulum dan materi pelajaran yang relevan dan saling berkaitan untuk kegiatan
pembelajaran ini dan menemukan bahwa materi ion, molekul, unsur, dan senyawa
pada pelajaran Fisika SMP/MTS dapat dikombinasikan dengan materi bahan kimia
dalam RT pada pelajaran Biologi kelas VIII. MGMP ini merupakan kegiatan
guru-guru mata pelajaran serumpun yang biasa rutin dilaksanakan sebulan sekali.
Sesuai hasil MGMP guru-guru IPA, sebelum
demonstrasi, para siswa terlebih dahulu menerima materi pelajaran di kelas oleh
guru mata pelajaran pada jam pelajaran masing-masing sesuai rentang waktu yang
disepakati. Setelah para siswa memahami masing-masing materi tersebut, pada
puncaknya mereka diarahkan untuk mengkombinasikan materi-materi pelajaran
tersebut dan diberi tugas secara berkelompok untuk mendemonstrasikan pembuatan
sabun cuci piring dan melakukan analisis pasar dan dampak lingkungan
(pencemaran) yang mungkin diakibatkannya. Mereka diminta menyiapkan bahan-bahan
berupa Texa 1 kg, NaCl 1 kg, Sls 0.5 kg, Pewarna Textil 10 gr, dan pewangi 5 ml
untuk bisa menghasilkan 15 liter sucipir bagi tiap-tiap kelompok. Para
siswa juga diminta menganalisis kebutuhan sabun cuci piring di rumah tangga dan
besar biaya yang dibutuhkan untuk membelinya di pasar dan dibandingkan dengan
besar biaya yang dibutuhkan jika sabun cuci piring tersebut dibuat sendiri. Mereka
juga diminta menyiapkan botol-botol air mineral bekas sebagai wadah sucipir,
sedangkan alat-alat praktek dapat menggunakan alat-alat yang tersedia di
laboratorium IPA.
Menurut pengakuan Ibu Dra. Mismah selaku Kepala Madrasah: “Pembelajaran
kombinatif seperti ini sangat relevan dengan program Pemerintah dalam
pembelajaran berkarakter dimana siswa dibimbing untuk menerapkan ilmunya dengan
turut membantu orang tua dalam penghematan pengeluaran keluarga melalui
pembuatan sucipir yang lebih ekonomis sekaligus peduli dengan lingkungan
dengan memanfaatkan barang-barang bekas.” Beliau juga mengatakan bahwa siswa
menjadi lebih kreatif, ekonomis dan berjiwa sosial karena selain mengkonsumsi
sendiri, mereka juga menjual hasil karya mereka kepada teman-teman mereka
sendiri dan sebagian keuntungannya mereka sumbangkan ke Madrasah untuk menambah
koleksi alat-alat laboratorium seperti gelas ukur dan alat peraga. Kiranya ini
dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
Langganan:
Postingan (Atom)